Kamis, 20 Oktober 2016

PERANAN MANAJEMEN DALAM PELAKSANAAN PRODUKSI OPERASIONAL

SEKOLAH TINGGI ILMU MANAJEMEN DAN EKONOMI – MANAJEMEN BISNIS INDONESIA

NAMA MATA KULIAH         : MANAJEMEN OPERASIONAL          
NAMA DOSEN                        : EKO YULIANTO, ST, MM
NAMA MAHASISWA             : YESENIA KRISTINE IP
NIM                                           : 15020050
PROGRAM                              : S1
SEMESTER                             : GANJIL (3 SKS)
E-Mail                                       : yeseniakris@gmail.com






Pembahasan/ Bahasan Pokok Tentang:
Peran Manajemen Dalam Pelaksanaan Produksi Operasional
  1.  Pengertian Peran Manajemen Dalam Pelaksanaan Produksi Operasional
  2.  Definisi Peran Manajemen Dalam Pelaksanaan Produksi Operasional
  3. Path Finding
  4. Aligning
  5. Empowerment






PERANAN MANAJEMEN DALAM PELAKSANAAN PRODUKSI OPERASIONAL


1.   Pengertian Peran Manajemen Dalam Pelaksanaan Produksi Operasional

Era Manajemen Produksi sebenarnya berasal dari era Produksi, dimana Produksi adalah penciptaan produk ( barang dan jasa), sedangkan era Produksi scopenya terlalu sempit, sehingga pihak perusahaan melibatkan peran manajemen, sehingga Produksi berubah menjadi Manajemen Produksi, dimana scope penciptaan produk ( barang dan jasa akan lebih luas.

Manajemen adalah proses yang digunakan untuk mencapai organisasional melalui perencanaan, pengorganisasian, kepemimpinan, dan pengendalian orang dan sumber – sumber daya organisasional lainnya .

Manajemen melibatkan pemanfaatan sumber daya manusia dan berbagai sumber daya lainnya (misalnya mesin) dengan cara yang paling baik guna mencapai rencana dan tujuan perusahaan.Unsur manajemen adalah sangat penting agar proses suatu organisasi berjalan mantap. Manajemen melibatkan semua faktor yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan tertentu dari organisasi, seperti manajemen diri,manajemen kepemimpinan, dsb. Ia sangat terikat pada fungsi-fungsi manajemen kehidupan organisasi yang kompleks seperti fungsi pengambilan keputusan dalam perencanaan, penganggaran dan pengendalian program termasuk dalam penerapan model kepemimpinan.

Manajemen Produksi merupakan istilah yang digunakan untuk mendeskripsikan semua aktivitas yang dilakukan Manajer untuk membantu perusahaan mereka menghasilkan barang. Manajemen Operasi adalah area khusus dalam Manajemen yang mengubah atau mentransformasi sumber menjadi barang dan jasa.

Manajemen produksi dan operasi merupakan kegiatan untuk mengatur dan mengkordinasikan penggunaan sumber-sumber daya yang berupa sumber daya manusia, sumber daya alat dan sumber daya dana serta bahan, secara efektif dan efisien, untuk menciptakan dan menambah kegunaan (utility) sesuatu barang atau jasa. Dari uraian di atas, dapatlah dinyatakan bahwa manajemen produksi dan operasi merupakan proses pencapaian dan pengutilisasian sumber-sumber daya untuk memproduksi atau menghasilkan barang-barang atau jasa-jasa yang berguna sebagai usaha untuk mencapai tujuan dan sasaran organisasi. Sasaran dari organisasi itu antara lain adalah untuk mempeoleh tingkat laba tertentu atau memaksimalisasi laba, memberikan pelayanan dengan tingkat pelayanan yang baik, serta berupaya dan berusaha untuk menjamin eksistensi dari organisasi tersebut.

Ada dua permasalahan yang penting dalam peningkatan produktivitas, yaitu: pertama, produktivitas baru meningkat bila terdapat peningkatan kondisi kerja dari kondisi yang kurang baik menjadi kondisi yang lebih baik. Kedua, beberapa hasil peningkatan produktivitas tidak dapat membantu organisasi secara keseluruhan, karena hasil tersebut hanya terkait dengan perbaikan pada bidang tertentu saja, sedangkan bidang yang lainnya mungkin tetap tidak terpengaruh.

Manajer produksi  dan operasi dalam mengatur dan mengkordinasikan penggunaan sumber-sumber daya, perlu membuat keputusan-keputusan yang berhubungan dengan usaha-usaha untuk mencapai tujuan, agar barang-barang dan jasa-jasa yang dihasilkan sesuai dan tepat dengan apa yang diharapkan, yaitu tepat mutu (kualitas), tepat jumlah (kuantitas) dan tepat waktu yang direncanakan, serta dengan biaya yang rendah.






1.   Definisi Peran Manajemen Dalam Pelaksanaan Produksi Operasional

-      Definisi Manajemen Operasional

Yang dimaksud Operasi adalah suatu aktivitas dalam mentransformasikan input – input menjadi output – output yang dapat menambah nilai pada barang atau jasa. Jadi, Manajemen Operasional adalah area bisnis yang berfokus pada proses produksi barang dan jasa, serta memastikan operasi bisnis berlangsung secara efektif dan efisien. Seorang manajer operasi bertanggung jawab mengelola proses pengubahan input (dalam bentuk material, tenaga kerja, dan energi) menjadi output (dalam bentuk barang dan jasa).

Menurut (Anoraga, 2009) proses transformasi dapat dijabarkan sebagai berikut :
1.   Alter (mengubah)
2.   Transport
3.   Store (penyimpangan)
4.   Inspect (memeriksa)

Dalam melakukan keempat proses transformasi di atas tentunya dibutuhkan peran dari manajer operasi yang dapat mengarahkan berbagai masukan (input) agar dapat memproduksi berbagai keluaran (output) dengan jumlah yang sesuai dengan permintaan konsumen, selain itu juga memperhatikan dan menanggapi kekuatan-kekuatan dari lingkungan eksternal yang terus menerus berkembang.



Faktor-faktor yang mempengaruhi Manajemen Operasional:
Menurut Higgins (1994) Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Manajemen Operasional adalah:
a)      Manajer/Pimpinan
b)     Tingkah Laku Karyawan
c)      Tingkah Laku Kelompok Kerja
d)     Faktor Eksternal Organisasi

Fungsi Manajemen Operasional
-    Fungsi Pemasaran (marketingFunction), berhubungan dengan pasar untuk dapat menciptakan permintaan  dan pada akhirnya menyapampaikan produk yang dihasilkan ke pasar.
-      Fungsi Keuangan (Finance Function), mengelola berbagai urusan keuangan didalam perusahaan maupun perusahaan dengan pihak luar perusahaan
-      Fungsi Produksi (Operation Function),  berkaitan dengan menciptaan barang dan jasa yang dihasilkan perusahaan


Tujuan Manajemen Operasional    
Tujuan Operasional adalah menunjukan “produktivitas”  yang diminta  jika perusahaan itu hendak mencapai keunggulan bersaing dipasar. Untuk mencapai tujuan melalui keputusan structural dan teknis dalam tiga bidang: fasilitas, dukungan infrastruktur, serta hubungan internal yang cepat.



-    Definisi Manajemen Produksi

Manajemen Produksi yaitu kegiatan atau usaha yang dilakukan untuk mencapai tujuan dengan menggunakan/koordinasi kegiatan orang lain. Organisasi yaitu alat untuk mencapai tujuan dalam manajemen. Manajemen Produksi yaitu kegiatan untuk mengatur dan mengkoordinasikan penggunaan sumber-sumber daya.

Dalam peningkatan produktivitas dijumpai 2 permasalahan penting yaitu :
a.      Produktifitas akan meningkat apabila terdapat perbaikan kondisi kerja.
b.     Beberapa peningkatan produktivits tidak dapat membantu organisasi secara keseluruhan.

Pengertian produksi. Produksi diartikan sebagai suatu kegiatan yang mentransformasikan masukan (input) menjadi keluaran (output). Produksi dimaksudkan sebagai kegiatan pengolaha dalam pabrik, yang hasilnya berupa barang konsumsi dan barang produksi.


Fungsi Manajemen Produksi
Empat fungsi terpenting dalam fungsi produksi dan operasi adalah:
  1. Proses pengolahan, merupakan metode atau teknik yang digunakan untuk pengolahan masukan (inputs).
  2. Jasa-jasa penunjang, merupakan sarana yang berupa pengorganisasian yang perlu untuk penetapan teknik dan metode yang akan dijalankan sehingga proses pengolahan dapat dilaksanakan secara efektif dan efisien
  3. Perencanaan, merupakan penetapan keterkaitan dan pengorganisasian dari kegiatan produksi dan operasi yang akan dilakukan dalam satu dasar waktu atau tertentu.
  4. Pengendalian atau pengawasan, merupakan fungsi untuk menjamin terlaksananya kegiatan sesuai dengan yang direncanakan, sehingga maksud dan tujuan untuk penggunaan dan pengolahan masukan (inputs) pada kenyataannya dapat dilaksanakan.
Sistem Produksi dan Operasi
Yang dimaksud dengan sistem adalah merupakan suatu rangkaian unsur-unsur yang saling terkait dan dan tergantung serta saling pengaruh-mempengaruhi satu dengan yang lainnya, yang keseluruhannya merupakan suatu kesatuan bagi pelaksanaan kegiatan bagi pencapaian suatu tujuan tertentu. Sedangkan yang dimaksud dengan sistem produksi dan operasi adalah suatu keterkaitan unsur-unsur yang berbeda secara terpadu, menyatu dan menyeluruh dalam pentransformasian masukan menjadi keluaran.


Roles Of Leader





1.    Path Finding (Perintis)

Fungsi perintisan dalam hal ini adalah Bagaimana Anda mampu menciptakan dan mencetak pemimpin-pemimpin lain, dan itu adalah Langkah Awal dalam sebuah Kepemimpinan.  Anda dapat dengan melakukan pendekatan secara personal dibandingkan secara struktural, karena bagaimana pun juga pendekatan manusiawi jauh lebih mumpuni.  Kedekatan emosional berguna dalam proses pemberdayaan berkelanjutan, sehingga Karyawan yang sebenarnya Mampu dalam Tugas dan Tanggung Jawab, namun terkendala dengan sesuatu, akan tetap tegar ketika masalah datang, sehubungan sikap Anda yang dekat kepada mereka.  Fungsi Perintisan ini adalah Bagaimana Anda mampu menanamkan Kepercayaan kepada masing-masing individu dalam Perusahaan, sehingga suatu waktu terjadi Rotasi atau Mutasi Anda tidak perlu membawa serta Tim-tim Pendukung, karena Anda akan mampu membangun kembali Tim Terbaik dari Sumber Daya yang ada.


2.   Aligning (Penyelaras)

Fungsi Penyelarasan menunjukkan Anda menjadi penyeimbang dalam sebuah komunikasi, koordinasi, mediasi  dan segala hal yang terkait dengan Organisasi. Anda sebagai pemimpin dapat diterima dengan alami, ketika memberikan Coaching and Counseling, atau Anda dapat diteladani pada saat memberikan Arahan dan ataupun Teguran. Karyawan yang melakukan Kesalahan atau Kekeliruan tidak merasa dihakimi, bahkan merasa mendapatkan Perhatian karena bertindak salah dan dibenarkan. Fungsi Penyelaras diperlukan Keseimbangan antara Reward and Punish, Umpan Balik, Inputan dan Kritikan. Semua Tim merasakan kehadiran Anda dalam keseharian mereka, dan Anda menciptakan suasana Nyaman dan Kekeluargaan dalam ranah Profesional. Hubungan Komunikasi tidak terhalang Struktur Organisasi, dan setiap Keterbukaan terjadi karena Kedekatan Personal namun bersifat Profesional.

Tujuan yang diharapkan dari  alignment adalah terjadinya efek sinergi dimana penggabungan dari komponen yang ada akan menghasilkan hal yang jauh lebih besar daripada penjumlahan masing-masing individu. Aligment harus diperlakukan sebagai sesuatu yang istimewa, antara lain top manajer harus menjadi orang yang paling bertanggung jawab untuk menjamin terlaksananya penyelarasan dalam organisasi.

Value alignment atau keselarasan nilai antara organisasi/perusahaan dan kandidat karyawan sangat dibutuhkan. Jadi value alignment harus dijadikan sebagai prasyarat yang didahulukan  sebelum melihat capability alignment atau keselarasan kemampuan.Value alignment dapat menghasilkan the right person at the right place. Proses untuk menciptakan keselarasan strategis (strategic alignment) pada suatu organisasi dimulai dari tataran tim eksekutif, berikutnya adalah membentuk sinergi strategi dan kinerja melalui apa yang disebut dengan proses penyelarasan vertikal (vertical alignment) dan penyelarasan mendatar (horizontal alignment).

Kesuksesan organisasi pada saat ini sangat tergantung pada kemampuan organisasi untuk belajar dan merespon perubahan-perubahan yang terjadi dengan cepat. Disinilah letak pentingnya organisasi pembelajar. Organisasi pembelajar adalah pengembangan kapasitas organisasi untuk terus belajar, beradaptasi dan berubah yang ditandai oleh: 1) suasana dimana anggota-anggotanya secara individu terdorong untuk belajar dan mengembangkan potensi penuh mereka, 2) memperluas budaya belajar sampai pada pelanggan, pemasok dan stakeholder lain, 3) menjadikan strategi pengembangan sumber daya manusia sebagai pusat kebijakan bisnis, dan 4) berada dalam proses transformasi organisasi secara terus menerus.

       Proses Penyelerasan
Banyak organisasi melakukan sinergi antar unit, tetapi dengan cara terpisah-pisah dan tidak terkoordinasi. Organisasi tidak memperlakukan penyelarasan sebagai sebuah proses manajemen. Ketika tidak seorangpun merasa bertanggung jawab untuk penyelarasan dalam organisasi, maka kesempatan untuk menciptakan value melalui sinergi akan hilang. Oleh sebab itu aligmentharus diperlakukan sebagai sesuatu yang istimewa, antara lain top manajer harus menjadi orang yang paling bertanggung jawab untuk menjamin terlaksananya penyelarasan dalam organisasi. Adapun proses penyelarasan terdiri dari:
  1. Enterprise value proposition, yaitu organisasi merumuskan garis besar  operasional impelementasi strategi untuk mempengaruhi dari level bawah sampai level atas organisasi.
  2. Board and shareholder alignment, yaitu pemilik dan direktur mereview, menyetujui, dan memonitor strategi organisasi.
  3. Corporate office to corporate support unit, yaitu strategi organisasi diwujudkan kedalam kebijakan organisasi yang akan diadministrasikan oleh unit-unit dalam organisasi
  4. Corporate office to business unit, yaitu prioritas organisasi disosialisasikan ke semua elemen dalam organisasi
  5. Business unit to support unit, yaitu prioritas strategi bisnis dari elemen- elemen dalam organisasi disosialisaikan ke elemen fungsional
  6. Business unit to customer, yaitu organisasi  diwujudkan harapan konsumen dan meminta umpan balik dari mereka.
  7. Business support unit to suppliers and other external partners, yaitu organisasi mewujudkan semua kepentingan pihak di luar organisasi seperti, supplier dan sekutu organisasi
  8. Corporate support , yaitu organisasi pusat dan unit dibawahnya mendukung strategi organisasi.



3.   Empowerment (Pemberdaya)

Empowerment, merupakan istilah yang cukup populer dalam bidang manajemen khususnya manajemen Sumber Daya Manusia. Banyak penafsiran tentang empowerment. Dan salah satu penafsiran yang dikenal oleh sebagian besar dari kita adalah empowermentsebagai pendelegasian wewenang dari atasan kepada bawahan. Empowerment , yaitu upaya mengaktualisasikan potensi yang sudah dimiliki oleh masyarakat..Pendekatan pemberdayaan masyarakat yang demikian tentunya diharapkan memberikan peranan kepada individu bukan sebagai obyek, tetapi sebagai pelaku atau aktor yang menentukan hidup mereka sendiri.

Secara umum pemberdayaan didefinisikan sebagai suatu proses sosial multi-dimensional yang membantu penduduk untuk mengawasi kehidupannya sendiri. Pemberdayaan itu merupakan suatu proses yang memupuk kekuasaan (yaitu, kemampuan mengimplementasikan) pada individu, untuk penggunaan bagi kehidupan mereka sendiri, komunitas mereka, dengan berbuat mengenai norma - norma yang mereka tentukan. (Page & Czuba, 1999:3).

Richard Carver, Managing Director dari Coverdale Organization mendefinisikan empowerment sebagai mendorong dan membolehkan seseorang untuk mengambil tanggung jawab secara pribadi untuk meningkatkan atau memperbaiki cara-cara menyelesaikan pekerjaan sehingga dapat meningkatkan kontribusi dalam pencapaian sasaran organisasi. Empowerment memerlukan penciptaan budaya yang mendorong pegawai dalam setiap tingkatan untuk melakukan sesuatu yang berbeda dan membantu pegawai untuk percaya diri dan kemampuan untuk melakukan perubahan.

Selain pengertian yang telah disampaikan oleh Richard Carver, ada beberapa pengertian atau pemahaman lain tentang empowerment. Namun semua definisi yang ada secara prinsip memiliki kesamaan yaitu bahwaempowerment mengandung unsur-unsur sebagai berikut :
  • Adanya pelimpahan kewenangan dan tanggung jawab untuk membuat keputusan yang didukung oleh sumber daya yang memadai.
  • Adanya kontrol atas pelimpahan kewenangan dari manajemen.
  • Adanya penciptaan lingkungan agar pegawai dapat memanfaatkan kemampuan atau kompetensinya secara maksimum untuk mencapai sasaran organisasi.


Tujuan empowerment
Merupakan suatu kondisi yang dialami oleh masyarakat yang ditandai oleh kemampuan untuk memikirkan, memutuskan serta melakukan sesuatu yang dipandang tepat demi mencapai pemecahan masalah-masalah yang dihadapi dengan mempergunakan daya.

Tujuan dari pemberdayaan atau empowerment adalah untuk  membentuk individu dan masyarakat menjadi mandiri. Kemandirian tersebut meliputi kemandirian berfikir, bertindak dan mengendalikan apa yang mereka lakukan tersebut. Kemandirian masyarakat adalah kemampuan yang terdiri atas kemampuan kognitif, konatif, psikomotorik, afektif, dengan mengerahkan sumberdaya yang dimiliki oleh lingkungan internal masyarakat tersebut.

Kunci efektif Empowerment
Konsep pemberdayaan (empowerment), menurut Friedmann muncul karena adanya dua primise mayor, yaitu “kegagalan” dan “harapan”. Kegagalan yang dimaksud adalah gagalnya model pembangunan ekonomi dalam menanggulangi masalah kemiskinan dan lingkungan yang berkelanjutan, sedangkan harapan muncul karena adanya alternatif-alternatif pembangunan yang memasukkan nilai-nilai demokrasi, persamaan gender, peran antara generasi dan pertumbuhan ekonomi yang memadai. Dengan dasar pandangan demikian, maka pemberdayaan masyarakat erat kaitannya dengan peningkatan partisipasi masyarakat dalam proses pengambilan keputusan pada masyarakat, sehingga pemberdayaan masyarakat amat erat kaitannya dengan pemantapan, pembudayaan dan pengamalan demokrasi.

Selanjutnya Friedmann dalam Prijono dan Pranaka (1996) menyatakan bahwa kekuatan aspek sosial ekonomi masyarakat menjadi akses terhadap dasar-dasar produksi tertentu suatu rumah tangga yaitu informasi, pengetahuan dan ketrampilan, partisipasi dalam organisasi dan sumber-sumber keuangan, ada korelasi yang positif, bila ekonomi rumah tangga tersebut meningkatkan aksesnya pada dasar-dasar produksi maka akan meningkat pula tujuan yang dicapai peningkatan akses rumah tangga terhadap dasar-dasar kekayaan produktif mereka.







Sumber :